Kamis, 04 April 2013

laporan Biologi V - XI


LAPORAN PRAKTIKUM
Biologi

Mengukur  Volume Udara Respirasi pada berbagai Keadaan




 












Oleh: Kevin Septiawan
Kelas: XI IPA 1 / O9101008
Laboratorium IPA SMA Eka Wijaya
2010/2011


BAB-1

A.   LATAR BELAKANG
Pernafasan adalah kegiatan terpenting dalam kehidupan manusia. Proses ini dapat berlangsung dalam berbagai macam keadaan dan dalam kondisi apapun. Dalam percobaan “mengukur volume udara respirasi” kali ini akan diujikan volume udara yang dikeluarkan (dalam ekspirasi) untuk mengetahui kapasitas paru-paru seseorang dalam beberapa keadaan berbeda, mulai dari keadaan santai maupun dalam keadaan membutuhkan banyak energi seperti saat berlari.

B.   TUJUAN
Mengetahui kapasitas paru–paru tiap individu pada berbagai kegiatan.

C.     DASAR TEORI

-          Bernapas yaitu proses memasukkan oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2),  atau dapat dikatakan proses inspirasi dan ekspirasi secara bergantian dan teratur. Oksigen tersebut digunakan dalam proses perombakan zat-zat makanan sehingga menghasilkan energy. Energi yang dihasilkan akan digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari(Windarsih,2010)

-          Faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan, yaitu:
Umur; umumnya semakin bertambah umur seseorang, maka irama pernafasannya akan semakin lambat. Semakin banyak energi yang dibutuhkan seseorang yang disebabkan oleh laju metabolisme yang semakin bertambah membutuhkan lebih banyak oksigen dan mengeluarkan lebih banyak karbondioksida. Hal ini terjadi saat masa-masa pertumbuhan.
Jenis kelamin, umumnya irama pernapasan laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan, karena aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih keras sehingga lebih membutuhkan banyak energi dan laju pernapasan pun bertambah besar.
Suhu tubuh, semakin rendah  suhu tubuh maka akan semakin cepat irama pernapasan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu tubuh maka irama pernapasan akan semakin lambat. Namun, bila suhu tubuh terus meningkat, maka pada suhu tertentu laju napas akan semakin cepat.
Posisi tubuh, semakin banyak otot yang berkontraksi ketika mempertahankan posisi tubuh, maka akan membuat lebih membutuhkan banyak energi dan meningkatkan laju pernapasan. Hal ini menyebabkan saat berdiri irama napas akan semakin cepat bila dibandingkan saat duduk.
Kegiatan, semakin banyak organ tubuh yang berkerja, maka akan semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan sehingga laju metabolisme meningkat dan irama pernapasan semakin cepat(syamsuri,2007)
Selain hal-hal itu, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi, antara lain:
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup. Sebagai akibatnya orang yang tinggal pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas...(Tutor junior,2010)

-          Volume  udara pernapasan, bergantung bagfaimana cara kita bernapas. Dibedakan menjadi:
Udara tidal, yaitu volume udara pernapasan biasa dengan volume berkisar antara 500cc.
Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer, yaitu udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah inspirasi biasa. Volumenya berkisar antara 1500cc.
Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer, yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimun setelah inspirasi biasa. Volumenya berkisar antara 1500cc.
Volume udara residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di paru-paru setelah ekspirasi maksimal. Volumenya berkisar antara 1000cc…(windarsih,2010)

-          Pengaruh obesitas pada sistem respiratori manusia;
Kekuatan dan ketahanan otot pernapasan.
Kekuatan otot-otot ekspirasi dan inspirasi akan sedikit terganggu pada penderita obesitas. Diduga penyebabnya berkaitan dengan  infiltrasi lemak pada otot-otot dan juga peregangan berlebihan pada otot diafragma. Ketahanan otot-otot pernapasan yang diukur dengan manuver ventilasi maksimal juga menurun…(majalah-farmacia,2010)

-          Kapasitas vital paru-paru: volume udara saat kita menarik napas sekuat-kuatnya dan menghembuskannya sekut-kuatnya juga. Volumenya sekitar 4,8 liter
Kapasitas total paru-paru, adalah volume udara yang tersedia dalam paru-paru dan dapat ditampung semaksimal mungkin. Volumenya sekitar 6-6 liter…(syamsuri,2007)
BAB-2

A.   ALAT dan BAHAN
Alat:
Bahan:
Balon
Udara pernapasan
Benang
-
Gunting
-
Penggaris
-

B.   LANGKAH KERJA
1.      Lakukan proses respirasi pada keadaan duduk, kemudian tiuplah balon dengan satu tiupan dalam keadaan normal.
2.      Ikatlah balon tersebut secepatnya dengan menggunakan karet atau benang
3.      Ukurlah keliling balon tersebut dalam posisi vertikal.
4.      Catatlah hasil pengukuran dan lakukan hal tersebut pada setiap anggota kelompok.
5.      Lakukan langkah no. 1 – 4 pada keadaan tidur dan setelah olahraga (lari)
6.      Buatlah tabel hasil pengukuran
7.      Analisis hasil pengukuran tersebut

BAB-3

A.   ANALISIS dan PEMBAHASAN
no
Nama
Jenis kelamin
Berat badan
Keliling balon (cm)
Duduk
tidur
olahraga
1
Ayub
Laki-laki
59 kg
53
38
51,5
2
Kevin
Laki-laki
73 kg
40
33
51
3
Merry
Perempuan
42 kg
35,8
42
41,5
4
Stephanus
Laki-laki
82 kg
35
35
31

Analisis data
  1. Dari hasil percobaan, apa kesimpulannya?
  2. Apa hubungan antara jenis kelamin dengan data yang diperoleh?
  3. Apa hubungan antara berat badan dengan data yang diperoleh?
Jawaban
1.      Kesimpulan dari data percobaan adalah posisi tubuh, jenis kelamin dan juga berat badan mempengaruhi volume udara respirasi, terlihat dari keliling balon yang dihasilkan dari udara hasil respirasi (udara ekspirasi). semakin besar keliling balon yang dihasilkan, maka volume udara yang dikeluarkan semakin besar dan ini menunjukkan kapasitas paru-paru yang semakin besar.

2.      Hubungan antara jenis kelamin dengan udara hasil respirasi yang dihasilkan adalah rata-rata siswa laki-laki menghasilkan keliling rata-rata balon yang lebih besar dibandingkan dengan siswa perempuan. Hal ini membuktikan bahwa udara hasil respirasi yang dihasilkan oleh siswa laki-laki lebih besar dibandingkan dengan udara hasil respirasi yang dihasilkan oleh siswa perempuan. Ini disebabkan dalam segi aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih keras dan membutuhkan lebih banyak energi dibanding siswa perempuan, sehingga irama pernapasan semakin cepat, dan hal ini akan mempengaruhi volume udara ekspirasi yang dihasilkan dapat menjadi lebih besar volumenya. Hal ini juga membuktikan bahwa laki-laki mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar daripada perempuan, dilihat dari volume udara ekspirasi yang dihasilkan.

Tabel pengamatan berdasarkan jenis
kelamin:
nama
Janis kelamin
Keliling rata-rata
Ayub
Laki-laki
47,5 cm
Kevin
Laki-laki
41,3 cm
Merry
Perempuan
39,7 cm
Stephanus
Laki-laki
33,6 cm


3.      hubungan dengan berat badan adalah siswa dengan berat badan terberat menghasilkan keliling balon yang lebih kecil dibandingkan dengan siswa yang memiliki berat badan paling ringan. Seperti dijelaskan dalam dasar teori bagian pengaruh obesitas yang menunjukan bahwa berat badan berpengaruh karena semakin berat tubuh seseorang, maka akan mempengaruhi terjadinya peregangan otot diafragma secara berlebihan, karena bagian perut pada orang yang memiliki berat badan sedikit berlebih (lebih gemuk) mengalami pelebaran disekitar diafragma, sehingga kemampuan seseorang untuk berrespirasi akan sedikit terganggu. Hal ini berpengaruh pada volume udara hasil respirasi yang dihasilkan akan lebih sedikit pada orang yang badannya lebih gemuk yang dapat ditunjukkan dari hasil rata-rata keliling balon yang dihasilkan. Hal ini membuktikan juga bahwa semakin berat badan seseorang maka kapasitas paru-parunya akan semakin kecil dilihat dari volume udara yang dihasilkan pada saat respirasi khususnya untuk percobaan kali ini dilihat dari pada saat melakukan ekspirasi yang lebih kecil daripada yang memiliki berat badan yang lebih ringan. 

nama
Berat badan
Keliling rata-rata
Merry
42 kg
39,7 cm
Ayub
59 kg
47,5 cm
Kevin
73 kg
41,3  cm
Stephanus
82 kg
33,6 cm

Table pengaruh  perbandingan berat
badan
-          pengaruh aktivitas adalah pada keadaan setelah olahraga, keliling balon yang dihasilkan lebih besar daripada pada keadaan duduk atau tiduran. Hal ini disebabkan pada saat setelah berkegiatan, irama pernapasan meningkat, sehingga untuk menghembuskan napas keluar dalam volume yang lebih besar dapat dimungkinkan jika dibandingkan dengan pada saat tidak beraktivitas. Selain itu pada saat duduk keliling yang dihasilkan lebih besar dibanding dalam keadaan tiduran Karena pada saat duduk, otot-otot tubuh masih dalam posisi menahan punggung untuk lebih tegak sehingga kerja otot lebih besar daripada saat sedang tiduran. Pengaruhnya adalah irama pernapasan pada saat duduk masih lebih besar dibanding pada saat tiduran sehingga dapat memicu ekspirasi yang menghasilkan volume yang lebih besar. Namun dalam kasus ini, pada siswi Merry dalam keadaan tiduran menghasilkan keliling yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu pada saat itu, keadaan tiduran yang dilakukan dalam keadaan yang tidak rileks sepenuhnya atau agak sedikit tegang sehingga udara yang dihembuskan akibat degup paru-paru dan jantung yang lebih cepat dapat menjadi lebih besar. Jadi, semakin berat aktivitas dan posisi akan menambah kapasitas paru-paru untuk menampung semaksimal mungkin. 

B.   KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah kapasitas paru-paru tiap individu berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, barat badan dan juga posisi tubuh serta aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengukuran keliling balon untuk mengetahui volume udara yang dikeluarkan saat ekspirasi dalam berbagai keadaan. Selain itu, faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi seperti kondisi tubuh, psikologis juga penyakit yang mungkin dimiliki.

                                                                                                                                                                     

Daftar pustaka
Syamsuri, istamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI smt-2. Malang: penerbit Erlangga
Windarsih, gut dan rohana kusumawati. 2010. PR Biologi untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
Tutor junior.blogspot.com. 2010. Download tanggal 22 februari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar