LAPORAN
PRAKTIKUM
Biologi
“Mengukur Volume
Udara Respirasi pada berbagai Keadaan”
Oleh:
Kevin Septiawan
Kelas:
XI IPA 1 / O9101008
Laboratorium
IPA SMA Eka Wijaya
2010/2011
BAB-1
A. LATAR
BELAKANG
Pernafasan adalah
kegiatan terpenting dalam kehidupan manusia. Proses ini dapat berlangsung dalam
berbagai macam keadaan dan dalam kondisi apapun. Dalam percobaan “mengukur volume udara respirasi” kali
ini akan diujikan volume udara yang dikeluarkan (dalam ekspirasi) untuk
mengetahui kapasitas paru-paru seseorang dalam beberapa keadaan berbeda, mulai
dari keadaan santai maupun dalam keadaan membutuhkan banyak energi seperti saat
berlari.
B. TUJUAN
Mengetahui
kapasitas paru–paru tiap individu pada berbagai kegiatan.
C.
DASAR
TEORI
-
Bernapas yaitu proses memasukkan oksigen (O2) dan mengeluarkan
karbondioksida (CO2), atau dapat
dikatakan proses inspirasi dan ekspirasi secara bergantian dan teratur. Oksigen
tersebut digunakan dalam proses perombakan zat-zat makanan sehingga
menghasilkan energy. Energi yang dihasilkan akan digunakan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari…(Windarsih,2010)
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan, yaitu:
Umur; umumnya semakin
bertambah umur seseorang, maka irama pernafasannya akan semakin lambat. Semakin
banyak energi yang dibutuhkan seseorang yang disebabkan oleh laju metabolisme
yang semakin bertambah membutuhkan lebih banyak oksigen dan mengeluarkan lebih
banyak karbondioksida. Hal ini terjadi saat masa-masa pertumbuhan.
Jenis kelamin, umumnya
irama pernapasan laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan, karena aktivitas
yang dilakukan oleh laki-laki lebih keras sehingga lebih membutuhkan banyak
energi dan laju pernapasan pun bertambah besar.
Suhu tubuh, semakin
rendah suhu tubuh maka akan semakin
cepat irama pernapasan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu tubuh maka irama
pernapasan akan semakin lambat. Namun, bila suhu tubuh terus meningkat, maka
pada suhu tertentu laju napas akan semakin cepat.
Posisi tubuh, semakin
banyak otot yang berkontraksi ketika mempertahankan posisi tubuh, maka akan
membuat lebih membutuhkan banyak energi dan meningkatkan laju pernapasan. Hal
ini menyebabkan saat berdiri irama napas akan semakin cepat bila dibandingkan
saat duduk.
Kegiatan, semakin
banyak organ tubuh yang berkerja, maka akan semakin tinggi kebutuhan energi
yang diperlukan sehingga laju metabolisme meningkat dan irama pernapasan
semakin cepat…(syamsuri,2007)
Selain hal-hal itu,
ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi, antara lain:
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan
Ketinggian
mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga
makin sedikit O2 yang dapat dihirup. Sebagai akibatnya orang yang
tinggal pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat
Dengan
adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi
lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang
dihisap menurun, kita pun menjadi lemas...(Tutor junior,2010)
-
Volume
udara pernapasan, bergantung bagfaimana cara kita bernapas. Dibedakan
menjadi:
Udara
tidal, yaitu volume udara pernapasan biasa dengan volume berkisar antara 500cc.
Volume
cadangan inspirasi atau udara komplementer, yaitu udara yang masih dapat
dimasukkan secara maksimal setelah inspirasi biasa. Volumenya berkisar antara
1500cc.
Volume
cadangan ekspirasi atau udara suplementer, yaitu udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimun setelah inspirasi biasa. Volumenya berkisar antara
1500cc.
Volume
udara residu, yaitu volume udara yang masih tersisa di paru-paru setelah
ekspirasi maksimal. Volumenya berkisar antara 1000cc…(windarsih,2010)
-
Pengaruh obesitas pada sistem
respiratori manusia;
Kekuatan
dan ketahanan otot pernapasan.
Kekuatan
otot-otot ekspirasi dan inspirasi akan sedikit terganggu pada penderita
obesitas. Diduga penyebabnya berkaitan dengan
infiltrasi lemak pada otot-otot dan juga peregangan berlebihan pada otot
diafragma. Ketahanan otot-otot pernapasan yang diukur dengan manuver ventilasi
maksimal juga menurun…(majalah-farmacia,2010)
-
Kapasitas vital paru-paru: volume udara
saat kita menarik napas sekuat-kuatnya dan menghembuskannya sekut-kuatnya juga.
Volumenya sekitar 4,8 liter
Kapasitas
total paru-paru, adalah volume udara yang tersedia dalam paru-paru dan dapat
ditampung semaksimal mungkin. Volumenya sekitar 6-6 liter…(syamsuri,2007)
BAB-2
A. ALAT
dan BAHAN
Alat:
|
Bahan:
|
Balon
|
Udara
pernapasan
|
Benang
|
-
|
Gunting
|
-
|
Penggaris
|
-
|
B. LANGKAH
KERJA
1.
Lakukan
proses respirasi pada keadaan duduk, kemudian tiuplah balon dengan satu tiupan
dalam keadaan normal.
2. Ikatlah balon tersebut secepatnya dengan menggunakan
karet atau benang
3.
Ukurlah
keliling balon tersebut dalam posisi vertikal.
4.
Catatlah
hasil pengukuran dan lakukan hal tersebut pada setiap anggota kelompok.
5.
Lakukan
langkah no. 1 – 4 pada keadaan tidur dan setelah olahraga (lari)
6.
Buatlah
tabel hasil pengukuran
7.
Analisis
hasil pengukuran tersebut
BAB-3
A.
ANALISIS dan PEMBAHASAN
no
|
Nama
|
Jenis
kelamin
|
Berat
badan
|
Keliling
balon (cm)
|
||
Duduk
|
tidur
|
olahraga
|
||||
1
|
Ayub
|
Laki-laki
|
59
kg
|
53
|
38
|
51,5
|
2
|
Kevin
|
Laki-laki
|
73
kg
|
40
|
33
|
51
|
3
|
Merry
|
Perempuan
|
42
kg
|
35,8
|
42
|
41,5
|
4
|
Stephanus
|
Laki-laki
|
82
kg
|
35
|
35
|
31
|
Analisis
data
- Dari hasil percobaan, apa kesimpulannya?
- Apa hubungan antara jenis kelamin dengan data yang diperoleh?
- Apa hubungan antara berat badan dengan data yang diperoleh?
Jawaban
1. Kesimpulan
dari data percobaan adalah posisi tubuh, jenis kelamin dan juga berat badan
mempengaruhi volume udara respirasi, terlihat dari keliling balon yang
dihasilkan dari udara hasil respirasi (udara ekspirasi). semakin besar keliling
balon yang dihasilkan, maka volume udara yang dikeluarkan semakin besar dan ini
menunjukkan kapasitas paru-paru yang semakin besar.
2. Hubungan
antara jenis kelamin dengan udara hasil respirasi yang dihasilkan adalah
rata-rata siswa laki-laki menghasilkan keliling rata-rata balon yang lebih
besar dibandingkan dengan siswa perempuan. Hal ini membuktikan bahwa udara
hasil respirasi yang dihasilkan oleh siswa laki-laki lebih besar dibandingkan
dengan udara hasil respirasi yang dihasilkan oleh siswa perempuan. Ini
disebabkan dalam segi aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih keras dan
membutuhkan lebih banyak energi dibanding siswa perempuan, sehingga irama
pernapasan semakin cepat, dan hal ini akan mempengaruhi volume udara ekspirasi
yang dihasilkan dapat menjadi lebih besar volumenya. Hal ini juga membuktikan
bahwa laki-laki mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar daripada
perempuan, dilihat dari volume udara ekspirasi yang dihasilkan.
Tabel pengamatan berdasarkan jenis
kelamin:
nama
|
Janis
kelamin
|
Keliling rata-rata
|
Ayub
|
Laki-laki
|
47,5 cm
|
Kevin
|
Laki-laki
|
41,3 cm
|
Merry
|
Perempuan
|
39,7 cm
|
Stephanus
|
Laki-laki
|
33,6 cm
|
3. hubungan
dengan berat badan adalah siswa dengan berat badan terberat menghasilkan
keliling balon yang lebih kecil dibandingkan dengan siswa yang memiliki berat
badan paling ringan. Seperti dijelaskan dalam dasar teori bagian pengaruh
obesitas yang menunjukan bahwa berat badan berpengaruh karena semakin berat
tubuh seseorang, maka akan mempengaruhi terjadinya peregangan otot diafragma
secara berlebihan, karena bagian perut pada orang yang memiliki berat badan
sedikit berlebih (lebih gemuk) mengalami pelebaran disekitar diafragma,
sehingga kemampuan seseorang untuk berrespirasi akan sedikit terganggu. Hal ini
berpengaruh pada volume udara hasil respirasi yang dihasilkan akan lebih
sedikit pada orang yang badannya lebih gemuk yang dapat ditunjukkan dari hasil
rata-rata keliling balon yang dihasilkan. Hal ini membuktikan juga bahwa
semakin berat badan seseorang maka kapasitas paru-parunya akan semakin kecil
dilihat dari volume udara yang dihasilkan pada saat respirasi khususnya untuk
percobaan kali ini dilihat dari pada saat melakukan ekspirasi yang lebih kecil
daripada yang memiliki berat badan yang lebih ringan.
nama
|
Berat
badan
|
Keliling rata-rata
|
Merry
|
42
kg
|
39,7 cm
|
Ayub
|
59
kg
|
47,5 cm
|
Kevin
|
73
kg
|
41,3 cm
|
Stephanus
|
82
kg
|
33,6 cm
|
Table pengaruh perbandingan berat
badan
-
pengaruh aktivitas adalah pada keadaan
setelah olahraga, keliling balon yang dihasilkan lebih besar daripada pada
keadaan duduk atau tiduran. Hal ini disebabkan pada saat setelah berkegiatan,
irama pernapasan meningkat, sehingga untuk menghembuskan napas keluar dalam
volume yang lebih besar dapat dimungkinkan jika dibandingkan dengan pada saat
tidak beraktivitas. Selain itu pada saat duduk keliling yang dihasilkan lebih
besar dibanding dalam keadaan tiduran Karena pada saat duduk, otot-otot tubuh
masih dalam posisi menahan punggung untuk lebih tegak sehingga kerja otot lebih
besar daripada saat sedang tiduran. Pengaruhnya adalah irama pernapasan pada
saat duduk masih lebih besar dibanding pada saat tiduran sehingga dapat memicu
ekspirasi yang menghasilkan volume yang lebih besar. Namun dalam kasus ini,
pada siswi Merry dalam keadaan tiduran menghasilkan keliling yang lebih besar.
Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu pada saat itu, keadaan tiduran
yang dilakukan dalam keadaan yang tidak rileks sepenuhnya atau agak sedikit
tegang sehingga udara yang dihembuskan akibat degup paru-paru dan jantung yang
lebih cepat dapat menjadi lebih besar. Jadi, semakin berat aktivitas dan posisi
akan menambah kapasitas paru-paru untuk menampung semaksimal mungkin.
B. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah kapasitas paru-paru tiap individu berbeda-beda,
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, barat badan dan juga posisi tubuh serta
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Hal ini dapat dibuktikan melalui
pengukuran keliling balon untuk mengetahui volume udara yang dikeluarkan saat
ekspirasi dalam berbagai keadaan. Selain itu, faktor-faktor eksternal juga
mempengaruhi seperti kondisi tubuh, psikologis juga penyakit yang mungkin
dimiliki.
Daftar
pustaka
Syamsuri, istamar.
2007. Biologi untuk SMA kelas XI smt-2.
Malang: penerbit Erlangga
Windarsih, gut dan
rohana kusumawati. 2010. PR Biologi untuk
SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp.
2010.
download tanggal 22 Februari 2011.
http://www.jevuska.com/topic/pengaruh+aktivitas+terhadap+pernapasan.
2010. Download tanggal 22 februari 2011.
Tutor
junior.blogspot.com. 2010. Download tanggal 22 februari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar