LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
“PENENTUAN
TITIK BEKU LARUTAN”
Oleh:
Kevin Septiawan
Kelas:
XII IPA 1 / O9101008
Laboratorium
IPA SMA Eka Wijaya
2011/2012
BAB
1
A.
Judul
percobaan
“PENENTUAN
TITIK BEKU LARUTAN“
B.
Hari
dan tanggal
Jum’at / 5 Agustus 2011
C.
Tujuan
percobaan
Tujuan
percobaan kali ini adalah untuk mengetahui perbedaan penurunan titik beku
larutan elektrolit dan non-elektrolit yang merupakan salah satu sifat koligatif
larutan.
D.
Teori
dasar
-
Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung
pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.
-
Penurunan titk beku larutan (∆Tf):
Suatu
pelarut jika ditambahkan zat terlarut, maka titik bekunya akan menurun.
Besarnya titik beku sebanding dengan konsentrasi molal zat.
-
Larutan elektrolit, adalah larutan yang
mampu menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan karena molekulnya terionisasi
seluruhnya menjadi ion positif dan ion negatif. Terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1. Elektrolit
kuat, yaitu larutan elektrolit yang molekulnya terionisasi seluruhnya,
contohnya: NaCl, HCl, H2SO4
2. Elektrolit
lemah, yaitu larutan elektrolit yang molekul-molekulnya hanya sebagian yang
terionisasi. Contohnya: cuka (CH3COOH)
Jumlah
partikel terlarut pada zat elektrolit lebih banyak disbanding dengan larutan
non-elektrolit karena dapat terionisasi dalam larutannya.
-
Larutan non-elektrolit, adalah larutan
yang tidak mampu menghantarkan arus listrik karena molekulnya tidak mengalami
ionisasi. Contohnya: urea, glukosa
-
Faktor van’t Hoff (i)
Dipergunakan
dalam perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit. Ini disebabkan karena
larutan elektrolit molekulnya dapat terionisasi sehingga jumlah ion yang
terionisasi perlu diikut sertakan dalam perhitungan sifat koligatif larutan
elektrilit.
Jika
terionisasi sempurna, nilai i = n. n adalah jumlah ion yang terionisasi.
Sedangkan jika hanya sebagian yang terionisasi, maka nila i adalah {1+(n-1)α}
BAB
2
A.
Alat
dan bahan
No.
|
Alat
& bahan
|
1
|
Gelas
kimia
|
2
|
Termometer
|
3
|
Pengaduk
kaca
|
4
|
Tabung
reaksi
|
5
|
Akuades
|
6
|
Garam
dapur kasar
|
7
|
Potongan
kecil es
|
8
|
Larutan
cuka 0,5 M
|
9
|
Larutan
urea 0,5 M
|
10
|
Sendok
|
B.
Prosedur
percobaan
1.
Dimasukkan potongan-potongan kecil es ke
dalam gelas kimia hingga ¾ tingginya.
2.
Ditambahkan 10 sendok garam dapur kasar
ke dalam gelas kimia yang telah berisi potongan es dan aduk hingga merata.
3.
Disi tabung reaksi dengan akuades hingga
setinggi 4 cm.
4.
Dimasukkan tabung reaksi yang berisi
akuades kedalam gelas kimia berisi campuran es dan garam dapur kasar.
5.
Diaduk akuades dalam tabung reaksi
dengan gerakan naik-turun hingga air membeku.
6.
Diukur suhu menggunakan termometer.
Dicatat setiap 15 detik sampai es mencair semua.
7.
Diulangi langkah 3,4,5 dan 6 untuk
larutan urea 0,5 M dan cuka 0,5 M.
BAB 3
A.
Hasil
TABEL PENGAMATAN
Larutan
|
Suhu awal
|
Suhu
pada detik ke-
|
|||||
15
|
30
|
45
|
60
|
75
|
90
|
||
Akuades
|
26o C
|
2o C
|
0,4o C
|
0,2o C
|
0,2o C
|
0,2o C
|
0,2o C
|
Urea 0,5 M
|
27o C
|
4o C
|
2,2o C
|
1,3o C
|
0,3o C
|
0,2o C
|
0o C
|
Cuka 0,5 M
|
28o C
|
7,3o C
|
4,4o C
|
4,3o C
|
4o C
|
3,3o C
|
3,2o C
|
Larutan
|
Titik beku
larutan
|
Titik beku air
|
Selisih titik
beku
|
Urea 0,5 M
|
0,2o
C
|
0,2o C
|
0o
C
|
Cuka 0,5 M
|
3,2o
C
|
0,2o
C
|
3o
C
|
Keterangan:
Pada
suhu 0,2o C larutan urea dan akuades telah membeku, sedangkan untuk
suhu cuka yang diambil adalah suhu terendah yang didapat dari percobaan karena
dalam durasi 90 detik larutan cuka belum dapat membeku
B.
Pertanyaan
dan pembahasan percobaan
1. Apakah
fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan dengan potongan es?
Fungsinya adalah untik menurunkan
titik beku dari es, karena jika hanya es saja titk bekunya hanya berskisar 0o
C, setelah ditambahkan garam maka suhunya menjadi lebih dingin lagi
berkisar -6,4o C.
2. Mengapa
selisih titik beku larutan cuka dengan larutan urea berbeda meskipun
konsentrasinya sama?
Dalam percobaan ini, larutan cuka
tidak membeku dan suhu terendah yang dapat diamati adalah sekitar 3,2o
C sedangkan larutan urea dapat membeku pada suhu 0,2o C. hal ini
dapat disebabkan oleh konsentrasi larutan cuka yang kemungkinan dibawah 0,5 M.
jika melihat dari teori dasar seharusnya cuka memiliki titik beku 2 kali lipat
dari larutan urea tetapi karena konsentrasinya yang kurang maka pada waktu yang
sama larutannya belum dapat membeku.
3. Hitunglah
penurunan titik beku larutan cuka dan urea berdasar data diatas!
Dari data diatas, karena yang dapat
membeku hanya larutan urea, jadi yang diambil hanya larutan urea:
∆Tf
=
Tf.pelarut-Tf.larutan urea
∆Tf =
0o C – 0,2o C = -0,2o C
4. Jelaskan
sifat koligatif larutan elektrolit dan non-elektrilit dari percobaan ini!
Sifatnya
adalah, larutan elektrilit memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding
dengan larutan non-elektrilit, dikarenakan ion-ion dalam larutan elektrolit
terurai seluruhnya.
C.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari percobaan ini adalah titk beku larutan urea lebih rendah dibanding dengan
cuka dapat dikarenakan akibat konsentrasi larutan cuka yang lebih rendah.
Dengan kata lain, konsentrasi suatu laruta juga berpengaruh dalam penurunan
titik beku.
hasil yang valid kah?
BalasHapus