BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Analisis Hasil Data
Hasil penelitian ini kami bagi menjadi hasil
angket dan juga hasil kuisioner terbuka.
A.
Hasil dan Analisis Angket
Dalam
pengolahan data hasil angket kami menggunakan rumus perhitungan:
Dengan: F = banyaknya
responden yang memilih (frekuensi)
= jumlah seluruh responden (23 orang)
Analisis angket
Pertanyaan
nomor 1
Apakah kamu sering
membaca teenlit?
A.
Sering C.
tidak pernah
B.
Kadang-kadang D …………
Tabel 4.1
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
C
D
|
23
|
3
14
4
2
|
13%
60,9%
17,4%
8,7%
|
Keterangan: dari
pertanyaan nomor 1 terlihat bahwa para remaja tidak terlalu sering membaca teenlit terlihat dari mayoritas
responden memilih jawaban B yaitu kadang-kadang. Selain itu sebanyak 4
responden memilih jawaban C yaitu tidak
pernah, sebanyak 3 responden menyatakan sering membaca teenlit dan sisanya memilih jawaban lain.
Pertanyaan
nomor 2
Menurut kamu apakah
cerita dalam novel teenlit sifatnya
berlebihan?
A. Ya B.
tidak
Table 4.2
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
21
|
2
19
|
8,7%
82,7%
|
Keterangan: dari pertanyaan nomor 2
terlihat bahwa para remaja beranggapan bahwa cerita dalam novel sifatnya tidak
berlebihan. Ini terlihat dari mayoritas responden sejumlah 82,7% yang memilih
jawaban B yaitu tidak. Selain itu sebagian kecil responden menganggap bahwa
cerita dalam teenlit berlebihan yang
terlihat dari beberapa responden yang memilih jawaban A yaitu ya.
Pertanyaan nomor 3
Apakah menurut kamu
membaca teenlit dapat mempengaruhi
pemikiran seseorang?
A. Ya B.
tidak
Table 4.3
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
17
5
|
73,9%
21,7%
|
Keterangan: sebagian besar remaja
beranggapan bahwa membaca teenlit
dapat mempengaruhi pemikiran seseorang yang membacanya. Hal ini terlihat dari
mayoritas responden sejumlah 73,9% yang memilih jawaban A yaitu ya. Selain itu
hanya sebagian kecil yang beranggapan bahwa membaca teenlit tidak dapat mempengaruhi pemikiran seseorang yang terlihat
dari sedikit responden yang memilih jawaban B yaitu tidak.
Pertanyaan
nomor 4
Apakah menurut kamu membaca teenlit dapat membuat seseorang berkhayal?
A. Ya B. tidak
Table 4.4
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
23
|
19
4
|
82,6%
17,4%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja beranggapan bahwa membaca teenlit dapat membuat seseorang berkhayal, khususnya mempunyai
khayalan yang berkaitan dengan teenlit
yang pernah mereka baca. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas responden
sejumlah 82,6% yang memilih jawaban A yaitu ya. Selain itu hanya sebagian kecil
responden yang memilih jawaban B yang menunjukan bahwa hanya sedikit yang
berpendapat bahwa teenlit tidak
membuat pembacanya berkhayal.
Pertanyaan
nomor 5
Pernahkah kamu membayangkan dirimu berada dalam cerita teenlit yang pernah kamu baca?
A.
Pernah B.
tidak pernah
Table
4.5
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
23
|
17
6
|
73,9%
26,1%
|
Keterangan: sebagian
besar remaja pernah membayangkan dirinya berada dalam sebuah cerita teenlit yang pernah mereka baca. Hal ini
dapat terlihat dari mayoritas rseponden sejumlah 73,9% yang memilih jawaban A
yaitu pernah. Selain itu hanya sebagian kecil yang memilih jawaban B yaitu
tidak yang menunjukan bahwa hanya sedikit responden yang tidak pernah
membayangkan dirinya dalam cerita novel.
Pertanyaaan
nomor 6
Pernahkah kamu pernah
mengalami kejadian yang sama dengan teenlit
yang pernah kamu baca?
A. Pernah B. tidak
pernah
Table
4.6
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
4
18
|
17,4%
78,3%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja tidak pernah mengalami kejadian-kejadian yang sama atau
mirip dengan teenlit yang pernah
mereka baca. Hal ini dapat terlihat dari mayoritas responden sejumlah 78,3% yang
memilih jawaban B yaitu tidak pernah. Selain itu hanya sebagian kecil yang
memilih jawaban A yaitu pernah yang menunjukan hanya sedikit responden yang
pernah mengalami kejadian seperti didalm teenlit.
Pertanyaan
nomor 7
Pernahkah membawa kehidupan dalam teenlit yang pernah kamu baca kedalam kehidupanmu?
A. Pernah B. tidak
pernah
Table 4.7
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
3
19
|
13%
82,6%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja tidak pernah membawa kehidupan yang mereka temui dalam teenlit yang pernah mereka baca kedalam
kehidupan nyata sehari-hari mereka. Ini terlihat dari mayoritas responden
sejumlah 82,6% memilih jawaban B yaitu tidak pernah. Selain itu hanya sebagian
kecil yang memilih jawaban A yang menunjukan bahwa hanya sedikit responden yang
pernah membawa kehidupan teenlit
dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
Pertanyaan
nomor 8
Pernahkah kamu mempraktekan hal-hal yang kamu temui dalam teenlit ke kehidupanmu?
A. Pernah B. belum
pernah
Table 4.8
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
21
|
5
16
|
21,75%
69,6%
|
Keterangan: sebagian besar remaja belum pernah
mempraktekan hal-hal yang mereka temui dalam teenlit yang pernah mereka baca kedalam kehidupan sehari-hari
mereka. Hal ini terlihat dari mayoritas respponden sejumlah 69,6% yeng memilih
jawaban B yaitu belum pernah. Selain itu hanya sebagian kecil responden yang
pernah mempraktekan hal-hal dalam teenit dikehidupan sehari-hari mereka yang
terlihat dari sedikit yang memilih jawaban A.
Pertanyaan
nomor 9
Dari banyak teenlit
yang pernah kamu baca, apakah kamu memiliki tokoh idola dari cerita-cerita
tersebut?
A. Ya B. tidak
Table
4.9
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
23
|
9
14
|
39,1%
60,9%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja tidak memiliki tokoh-tokoh idola dalam teenlit-teenlit yang pernah mereka baca. Hal ini dapat terlihat dari
mayoritas responden sejumlah 60,9% memilih jawaban B yaitu tidak. Selain itu
hanya sebagian kecil responden yang memiliki tokoh idola dalam teenlit yang terlihat dari sedikitnya
responden yang memilih jawaban A.
Pertanyaan
nomor 10
Apakah kamu pernah mencoba meniru atau mengikuti tingkah laku
tokoh idolamu tersebut?
A. Pernah B. tidak
pernah
Table 4.10
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
2
20
|
8,7%
86,9%
|
Keterangan:
sebagian remaja tidak pernah meniru ataupun mengikuti tingkah laku tokoh-tokoh
idola mereka dalam teenlit. Hal ini
dapat terlihat dari mayoritas responden sejumlah 86,9% yang memilih jawaban B
yaitu tidak.
Pertanyaan
nomor 11
Apakah kamu ingin memiliki pasangan seperti tokoh-tokoh yang
menarik bagimu dari sebuah teenlit?
A. Ya B. tidak
Table 4.11
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
23
|
12
11
|
52,2%
47,8%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja mempunyai keinginan untuk memiliki pasangan seperti
tokoh-tokoh yang menarik bagi mereka dalam sebuah teenlit yang pernah mereka baca. Ini dapat terlihat dari mayoritas
responden sejumlah 52,2% memilih jawaban A yaitu ya. Selain itu hanya sebagian kecil yang tidak
ingin memiliki pasangan seperti tokoh yang diceritakan dalam teenlit yang terlihat dari sedikitnya
responden yang memilhi jawaban B yaitu tidak.
Pertanyaan
nomor 12
Menurut kamu, apakah cerita teenlit diambil berasal dari kisah kehidupan nyata?
A. ya B.
tidak
Table 4.12
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
21
|
10
11
|
43,5%
47,8%
|
Keterangan:
sebagian remaja beranggapan bahwa cerita-cerita dalam sebuah teenlit tidak berasal dari kisah asli
dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat terlihat dari mayoritas responden sejumlah
47,8% memilih jawaban B yaitu tidak. Selain itu terlihat pula hanya sedikit
responden yang memilih jawaban A yaitu ya sehingga menunjukan hanya sebagian
kecil yang beranggapan bahwa cerita dalam teenlit
berasal dari kisah nyata.
Pertanyaan
nomor 13
Apakah kamu ingin
menjalani kehidupanmu layaknya cerita dalam sebuah teenlit?
A. ya B.
tidak
Table 4.13
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
23
|
3
20
|
13%
86,9%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja tidak ingin menjalani kehidupan sehari-hari mereka
layaknya dalam cerita teenlit. Ini
dapat dilihat dari mayoritas jawaban sejumlah 86,9% yang dipilih adalah B yaitu
tidak. Selain itu sebagian kecil responden yang memilih jawaban A yang
menunjukan hanya sedikit yang mau menjalani kehidupannya layaknya cerita teenlit.
Pertanyaan
nomor 14
Dapatkah kamu mengambil nilai-nilai dari sebuah teenlit?
A. ya B.
tidak
Table 4.14
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
18
4
|
78,3%
17,4%
|
Keterangan:
sebagian besar remaja mampu mengambil nilai-nilai baik nilai positif maupun
negatif dari sebuah teenlit. Ini
dapat terlihat dari mayoritas jawaban responden yang memilih jawaban A
yaitu ya. Selain itu terdapat sebagian
kecil yang memilih jawaban B yang menunjukan hanya sedikit yang dapat menganbil
nilai-nilai dari sebuah teenlit.
Pertanyaan
nomor 15
Apakah kamu ingin menulis sebuah teenlit berdasarkan kehidupanmu?
A. ya B.
tidak
Table 4.15
Indikator jawaban
|
Jumlah responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
B
|
22
|
5
17
|
21,7%
73,9%
|
Keterangan: dari
pertanyaan nomor 15 terlihat bahwa sebagian besar remaja tidak ingin menulis teenlit berdasarkan kehidupan mereka.
Hal ini dapat terlihat dari mayoritas responden sejumlah 73,9% memilih jawaban
B yaitu tidak. Selain itu terdapat sebagian kecil responden
yang memilih jawaban A yaitu ya yang menunjukan bahwa mereka mau menulis cerita teenlit yang kisahnya diambil dari kisah
nyata kehidupan mereka.
B.
Hasil dan Analisis Kuisioner
Pada analisis hasil kuisioner berisikan keseluruhan jawaban
responden dari jawaban mayoritas sampai jawaban jumlah terkecil.
Analisis Kuisioner
Pertanyaan pertama:
Apakah yang kamu ketahui mengenai teenlit?
Jawaban:
-
Cerita remaja yang memiliki unsur cerita cinta.
-
Sebuah cerita fiktif dan nonfiktif yang dikaran seseorang.
-
Novel remaja dan selebihnya tidak tahu.
-
Bacaan untuk remaja.
-
Novel yang menceritakan cerita cinta remaja.
-
Cerita mengenai kehidupan sebagian remaja yang diceritakan
ulang.
-
Cerita seperti novl yang isinya mengenai cerita-cerita remaja
yang aktual maupun tidak aktual.
-
Sebuah cerita yang dibuat dengan semenarik mungkin dan dibaca
oleh banyak orang.
-
Sebuah novel.
-
Teenlit adalah suatu cerita yang hampir
sama dengan novel yang ceritanya banyak diambil dari kisah nyata.
-
Tidak tahu.
Pertanyaan kedua:
Perasaan apakah yang muncul setelah kamu membaca teenlit?
Jawaban:
- Kagum, senang, dan sedih
- Kagum
- Perasaan muncul tergantung
cerita yang disajikan dalam teenlit
tersebut
- Campur aduk
- Ingin mengikuti dan
merasakan apa yang ada dalam ceriat tersebut
- Senang
- Terhibur
- Biasa saja (tidak ada
perasaan yang timbul)
- Tidak tahu
Pertanyaan ketiga:
Menurut kamu apakah teenlit dapat berpengaruh dengan merubah sifat dan perilaku yang
seharusnya pada masa-masa remaja? Berilah alasannya!
Jawaban:
Jawaban setuju:
- Bisa, karena mendapat
pengalaman.
- Ya, karena remaja cenderung
mengikuti tingkah laku idolanya yang ada dadlam teenlit tersebut.
- Bias, karena kadanag-kadang teenlit mempengaruhi pembacanya melalui
sifat-sifat tokoh-tokoh dalam teenlit
itu.
- Ya, karena setiap tokoh
mempunyai cara masing-massing dalam memecahkan masalah.
- Ya, karena adanya daya tarik
tersendiri dari novel tersebut.
- Bisa, karena pengaruh dari
karakter orang yang membacanya.
Jawaban tidak setuju;
- Tidak juga, karena individu
pembacanya memilki kemampuan yang baik dalam menyerap tiap inti cerita dalam teenlit yang mereka baca.
- Tidak bias berpengaruh karena
setiap individu pembacanya memiliki sifat yang berbeda.
Jawaban mungkin:
- Mungkin, karena positif
maupun negatifnya bacaan itu hanya pembacanya yang menyadari.
- Tergantung, khususnya dari
nilai-nilai yang terkandung dalam teenlit
itu.
- Mungkin, karena para remaja
mudah terpengaruh dengan hal-hal yang menarik bagi mereka.
- Tergantung, dilihat dari
cara pembaca menyikapinya.
- Mungkin, karena cerita
terebut memberi sugesti.
Jawaban lain adalah tidak
tahu.
Pertanyaan keempat:
Apakah teenlit
membawa dampak negatif bagi perkembangan seorang remaja? Berilah beberapa
contohnya!
Jawaban:
-
Ya, contohnya para remaja menjadi terlalu menghayal dan
menginginkan kehidupannya seperti didalam teenlit.
-
Ya, contohnya menimbulkan perilaku yang buruk.
-
Ya, contohnya berpacaran yang tidak wajar.
-
Ya, contohnya adalah meniru pemecahan masalah seperti dalam teenlit.
-
Ya, menjadi terlalu berlebihan.
-
Tidak terlalu memberikan dampak kepada pembacanya khususnya
para remaja.
-
Tidak, karena perkembangan remaja dipengaruhi oleh dirinya
sendiri.
-
tidak tahu.
Pertanyaan kelima:
Apakah kamu mempunyai solusi dalam menghadapi pengaruh
teenlit?
Jawaban:
-
Dalam membaca teenlit,
sebaiknya dipergunakan cara pandang dan penanggapan yang wajar dalam membaca teenlit.
-
Milikilah pendirian yang baik.
-
Jangan terlalu tergila-gila dengan ceritanya.
-
Anggapalah teenlit
sebagai hiburan semata.
-
Perbanyak mengambil sisi positif dari sebuah teenlit.
-
Semua dikembalikan pada diri sendiri agar tidak terpengaruh.
-
Dengan selalu berfikir bahwa teenlit merupakan kisah-kisah yang dibuat berlebihan.
-
Meningkatkan kesadaran diri sendiri.
-
Jangan terlalu berlebihan dalam menabggapi cerita dalam teenlit.
-
Jangan membaca teenlit
-
Tidak punya pendapat ataupun solusi.
4.2 Interpretasi Masalah
Pada bagian angket untuk pertanyaan nomor satu
terlihat bahwa sebanyak 60,9% responden
memilih jawaban B yaitu kadang-kadang. Sebanyak
17,4% memilih jawaban C yaitu tidak pernah, sebanyak 13% memilih jawaban
A yaitu sering membaca teenlit dan
sisanya sebanyak 8,7% memilih jawaban lain. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar remaja
memilih membaca teenlit pada waktu
senggang dan tidak menjadikan teenlit
sebagai bacaan utama. Selain itu, banyak dari para
responden tidak pernah membaca teenlit
dan lebih memilih jenis bacaan lainnya. Dari hasil ini juga memperlihatkan
remaja-remaja khususnya pada masa sekarang ini lebih memilih kegiatan lain
dalam mengisi waktu luangnya selain membaca.
Pada waktu penelitian
ini dilakukan dilapangan, terlihat bahwa minat anak-anak dalam membaca khusunya
bacaan teenlit semakin menurun. Namun walaupun terdapat penurunan minat membaca
masih terdapat remaja dengan jumlah yang cukup besar yang memilih bacaan
teenlit. Dilihat dari berkurangnya minat remaja dalam membaca karya sastra
khusunya teenlit hal ini sesuai dengan dasar teori mengenai teenlit dan karya
sastra sekarang ini yang memang mengalami berkurangnya minat dalam membaca dan
mempelajari karya sastra termasuk diantaranya teenlit dikarenakan sedikitnya
bacaan sastra yang dapat dikatakan berkualitas dan menarik minat bagi remaja
sehingga memperkuat fakta yang didapat dari penelitian ini. Selain itu hal ini
disebabkan juga oleh berkembangnya banyak media lain yang lebih menarik bagi
para remaja dimasa kini.
Hal ini
sebaiknya perlu diperhatikan khusunya dalam perkembangan generasi muda bangsa
selanjutnya karena jika sampai generasi selanjutnya benar-benar kehilangan
budaya membaca dapat berdampak besar dalam kualitas generasi tersebut yang
pasti akan sangat menurun kualitasnya dengan generasi terdahulu yang memang
berjuang dengan cara dan jalan membaca serta mengahaslkan suatu karya. Membaca
harus kembali ditingkatkan lagi dan kembali dibudayakan lagi yang dapat dimulai
dengan sebuah solusi. Jika kita lihat dari fakta dan teori yang ada tentang sebab
menurunnya minat bacca remaja khusunya terhadap bacaan sastra dapat dicari
jalan keluarnya dengan memberikan suatu inovasi baru lagi dalm jenis-jenis
bacaan yang dapat menarik minat. Selain itu sosialisasi tentang baca juga harus
lebih ditingkatkan lagi.
Untuk pertanyaan nomor dua sampai pertanyaan nomor
empat terdapat pembagian pertanyaan untuk responden memberikan anggapannya
masing-masing terhadap teenlit. Pada
pertanyaan nomor dua sebanyak 82,7% memilih jawaban B
yaitu tidak dan sebanyak 8,7% memilih jawaban A yaitu ya. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian remaja beranggapan bahwa cerita yang disajikan dalam teenlit sifatnya tidak berlebihan dan masih dalam batas wajar.
Selanjutnya dalam pertanyaan nomor tiga, terdapat 73,9% responden memilih
jawaban A yaitu ya dan sebanyak 21,7% memilih jawaban B yaitu tidak yang
menunjukan bahwa sebagian besar responden menganggap bahwa membaca teenlit dapat memberikan pengaruh pada
perubahan pemikiran dan perubahan sikap seseorang yang membacanyadalam
pertanyaan nomor empat sebanyak 82,6% responden memilih jawaban A yaitu ya dan
sebanyak 17,4% memilih jawaban B yaitu tidak. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar remaja memberikan anggapan teenlit
dapat membuat seseorang yang membacanya berkhayal.
Dari pertanyaan
nomor dua sampai empat terdapat sebuah hubungan satu pertanyaan dengan lainnya.
Dalam data hasil penelitian yang didapat, terlihat bahwa anggapan responden
menunjukan teenlit memiliki cerita
yang sederhana dan tidak berlebihan, namun memberikan sebuah pengaruh pada
perubahan pola pikir dan prilaku mereka
yang suka membacanya, yang berdampak pada perubahan psikologis dalam masa-masa
perkembangan remaja. Sebagian besar responden memberikan anggapan bahwa contoh
perubahan itu adalah seseorang yang menjadi suka berkhayal karena pengaruh dari
membaca teenlit. Para responden
memberikan anggapan sedemikian rupa dikarenakan banyaknya bukti dan fakta yang
mereka saksikan sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan juga
pandangan-pandangan mereka secara langsung terhadap teenlit. Selain itu, fakta yang memperkuat teenlit dapat
mempengaruhi perubahan pola pikir pemikiran seseorang dapat ditemukan dalam
dasar teori yang menjadi patokan dalam penelitian ini. Dalam teori dasar,
cerita yang disajikan dalam teenlit mengangkat cerita hal-hal yang
sepele, sangat menghibur, dan biasanya ditulis dengan teknik penceritaan
semirip buku harian juga biasanya merupakan cerita seputar kehidupan remaja
yang sangat ringan untuk diikuti dan dapat menjadi suatu khayalan tersendiri
bagi para pembacanya yang antusias.
Pada pertanyaan
nomor lima sampai nomor sebelas berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang pengaruh teenlit
pada diri masing-masing responden. Dalam pertanyaan nomor lima terdapat 73,9%
responden memilih jawaban A yaitu ya dan sebanyak 26,1% responden memilih
jawaban B yaitu tidak. Ini menunjukan sebagian besar responden pernah
membayangkan dirinya berada dalam cerita teenlit
yang pernah mereka baca. Pada pertanyaan nomor enam terdapat sebanyak 17,4%
memilih jawaban A yaitu pernah dan sebanyak 78,3% memilih jawaban B yaitu tidak
pernah yang menunjukan sebagian besar responden tidak pernah menemui hal-hal
dalam teenlit dikehidupan nyata. Pada
pertanyaan nomor tujuh sebanyak 13% memilih jawaban A yaitu pernah dan sebanyak
82,6% memilih jawaban B yaitu tidak pernah. Hal ini menunjukan sebagian besar
responden tidak pernah membawa membawa kehidupan dalam teenlit ke kehidupan sehari-hari mereka. Dilanjutkan dengan
pertanyaan nomor delapan dimana sebanyak 21,75% responden memilih jawaban A
yaitu pernah dan sebanyak 69,6% memilih jawaban B yaitu tidak pernah. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian responden pembaca teenlit
belum pernah mempraktekan hal-hal yang mereka temui dalam teenlit kedalam kehidupan mereka.
Dari pertanyaan
nomor lima, tujuh dan delapan terdapat korelasi pertanyaan. Dari hasil yang
didapat terlihat bahwa sebagian besar responden pernah membayangkan mereka membayangkan
diri mereka dalam sebuah cerita teenlit
namun merekapun tidak pernah membawa dan mempraktekkan kehidupan teenlit kedalam kehidupan sehari-hari
mereka. Hal ini menunjukan bahwa teenlit
dapat mempengaruhi pemikiran mereka khususnya dalam berkhayal, namun teenlit tidak membuat para responden
mengikuti dan membawa kehidupan teenlit
ke kehidupan nyata mereka sehingga terlihat bahwa pengaruh teenlit dalam perubahan sikap dan sifat sangat kecil dampaknya.
Menurut teori
yang dicantumkan dalam penelitian ini yaitu paradigma cerita yang kualitatif juga sangat
relatif Justru keberjamakan paradigma cerita yang ada tinggal diambil sebagai
salah satu pertimbangan pilihan identitas diri atau memang hanya berhenti
sebagai referensi pengetahuan semata. Dari teori dan fakta
yang didapat menunjukan suatu kesamaan yaitu teenlit tidak dapat dikatakan
sebagai pemegang peran besar yang dapat merubah perilaku dan identitas
seseorang melainkan seseorang itu sendiri yang mampu memilih sehingga segala
pengaruh teenlit kembali ke awal yaitu kualitas pribadi yang membacanya.
Pada pertanyaan
nomor sembilan terdapat 39,1% responden memilih jawaban A yaitu ya dan sebanyak
60,9% responden memilih jawaban B yaitu tidak. Hal ini menunjukan sebagian
responden tidak memililki tokoh idola dalam teenlit.
Pada pertanyaan nomor sepuluh terdapat 8,7% responden memilih jawaban A yaitu
pernah dan sebanyak 86,9% memilih jawabn B yaitu tidak pernah. Ini menunjukan
sebagian responden tidak pernah meniru tingkah laku tokoh-tokoh idola mereka
dalam teenlit. Selanjutnya pada
pertanyaan nomor sebelas sebanyak 52,2% responden memilih jawaban A yaitu ya
dan sebanyak 47,8% memilih jawaban B yaitu tidak. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian responden mempunyai keinginan untuk memiliki pasangan seperti
tokoh-tokoh yang menarik bagi mereka dalam teenlit.
Pada pertanyaan nomor sembilan sampai sebelas
pertanyaannya adalah pertanyaan berupa pertanyaan mengenai pengaruh tokoh-tokoh
dalam teenlit terhadap pembacanya.
Dari hasil yang didapat sebagian responden tidak terpengaruh oleh daya tarik
tokoh dalam teenlit yang mereka baca.
Ini menunjukan penggunaan tokoh dalam cerita-cerita teenlit tidak maksimal dan hanya sebagai suatu unsur penceritaan
saja. Dengan kata lain tokoh-tokoh dalam teenlit
tidak membawakan pengaruh pada perkembangan psikologis pembacanya. Ini
menunjukan kurang maksimalnya para penulis novel teenlit dalam menarik para
pembacanya melalui penceritaan tokoh dan karakter dalam cerita yang mereka
sajikan.
Dari bukti yang
didapatkan, terlihat bahwa salah satu unsur yang paling kuat membuat teenlit
mendapat perhatian para remaja adalah pada cerita yang diangkat dan juga bahasa
yang digunakan dengan kata lain pusat dari penceritaan teenlit itu adalah pada
peristiwa dan kehidupan sehari-hari yang diceritakan dalam teenlit tersebut
sehingga penggunaan tokoh melalui karakter yang dibawakan kurang dimaksimalkan.
Seharusnya dari
hal ini dapat ditarik suatu pemecahan masalah dalam pembentukan karakter para
remaja. Jika tokoh yang diceritakan dibuat menarik dan dapat menarik lebih
minat para pembacanya hal ini dapat dikembangkan dengan memberikan tokoh-tokoh
yang menarik tersebut dengan karakter yang sedemikian rupa dan memiliki
karakter yang kuat sehingga para pembaca yang tertarik akan mengikuti dan
secara otomatis karakter dan sifat tokoh yang menunjukan sikap dan sifat yang
baik akan memberikan suatu contoh karakter yang positif bagi remaja pembacnya
yang baik pula dan bermanfaat dalam perkembangan psikologisnya pada masa remaja
yang sedang berkembang.
Pertanyaan
nomor dua belas sampai nomor lima belas adalah tanggapan responden mengenai
penceritaan teenlit. Pada pertanyaan
nomor dua belas terdapat 43,5% responden memilih jawaban A yaitu ya dan 47,8% memilih jawaban B yaitu tidak. Hal ini
menunjukan sebagian besar responden beranggapan bahwa cerita teenlit tidak berasal dari kehidupan
nyata. Jika diambil korelasinya dengan pertanyaan nomor enam dimana yang
menunjukan sebagian besar responden tidak pernah menemui hal-hal dalam teenlit dikehidupan nyata. Maka terdapat
kesesuaian karena sebagian responden tidak pernah menemui hal-hal dan kejadian
dalam teenlit terjadi dalam kehidupan
nyata dan menunjukan bahwa sebagian besar cerita dalam teenlit adalah kisah fiktif.
Dari
teori dasar sebenarnya cerita-cerita teenlit adalah cerita yang diambil dari
kehidupan remaja sehari-hari, namun banyak dikembangkan dengan penambahan yang
berlebihan dan sangat kecil kemungkinan dapat terjadi dikehidupan sebenarnya,
ini digunakan penulis teenlit untuk menarik minat para pembacanya dikarenakan
unsur utama dalam teenlit adalah penceritaanya yang diangkat dalam teenlit itu.
Jika dilihat dari korelasinya yang menjadi suatu daya tarik utama dari teenlit
adalah dari hali ini yaitu deri segi penceritaan. Seharusnya jika dari segi
penceritaan dan pengembangan karakter tokoh dalam cerita dapat lebih
dimaksimalkan agar lebih menarik minat para pembacanya dan berisi hal-hal yang
positif bagi perkembangan psikologis remaja, teenlit dapat digunakan sebagai suatu sarana dalam pemicu positif
dalam perkembangan psikologis remaja tanpa meninggalkan unsur kehidupan remaja
didalamnya.
Pada pertanyaan
nomor tiga belas terdapat 13% responden memilih jawaban A yaitu ya dan 86,9% responden memilih jawaban B yaitu tidak.
Hal ini menunjukan sebagian besar responden tidak ingin menjalani kehidupannya
layaknya cerita dalam teenlit. Pada
pertanyaan nomor empat belas terdapat 78,3% responden memilih jawaban A yaitu ya dan sebanyak 17,4%
responden memilih jawaban B yaitu tidak. Dari hal ini terlihat bahwa sebagian
besar responden mampu mengambil nilai-nilai dari sebuah teenlit. Selanjutnya pada pertanyaan angket terkahir nomor lima
belas sebanyak 21,7% memilih jawaban A yaitu ya dan sebanyak 73,9%
memilih jawaban B yaitu tidak. Dari hal ini dapat terlihat bahwa sebagian besar
responden tidak ingin menulis teenlit
yang berdasarkn kehidupan mereka.
Dari
pertanyaan-pertanyaan mengenai penceritaan teenlit
bagi para responden terlihat bahwa para responden telah mampu mengambil
nilai-nilai dari sebuah teenlit
dengan kata lain mampu membedakan mana hal positif yang dapat dicontoh dan hal
negatif yang harus dihindari sehingga dapat dipastikan mereka mampu menyaring
hal-hal yang mereka dapat temui dalam teenlit.
Namun dari hasil penelitian pula terlihat bahwa sebagian besar pula yang tidak
ingin menulis teenlit berdasarkan
kisah kehidupan mereka yang menunjukan bahwa minat remaja dalam menulis atau
membuat sebuah karya tulisan masih
rendah. Ini mempunyai suatu korelasi dengan pernyataan yang didapat dari
pertanyaan pada nomor sebelumnya dimana pribadi dan individu pembacanya adalah
faktor utama yang mempengaruhi seseorang itu dapat mengambil nilai-nilai dan
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pernyataan
ini terdapat fakta minat remaja untuk menulis teenlit berdasar kehidupan mereka
sendiri masih rendah yang sangat sesuai dengan dasar teori yang digunakan juga
fakta pada pertanyaan nomor 1 yaitu faktor utama yang mempengaruhi hal ini
adalah dari kurangnya sumber-sumber bacaan sastra yang berkualitas sebagai
salah satu penyemangat para remaja dalam mendalami maupun manulis karya sastra
mereka sendiri. Seharusnya seperti pada bagian pertanyaan awal pengembangan
bacaan yang lebih menarik harus lebih ditingkatkan lagi dan juga kualitasnya
harus lebih diperbaiki lagi agar dari bacaan yang menarik bagi para remaja
dapat menjadi suatu pengendali tersendiri khusunya dalam perkembangan
psikologsi anak-anak remaja karena jika dilihat dari hasil yang didapat dalam
penelitian ini selain dari individu masing-masing pembaca teenlit, yang menyebabkan pengaruh teenlit menjadi sangat kecil
pengaruhnya bagi perkembangan psikologis remaja adalah berkurangnya minat baca
dari para remaja tersebut.
Pertanyaan selanjutnya adalah kuisioner
terbuka sebanyak lima soal. Pada pertanyaan pertama pertanyaan mengenai apa
yang diketahui responden mengenai teenlit.
Hasil jawaban yang didapat adalah mayoritas responden mengetahui bahwa teenlit adalah sejenis novel yang
ceritanya diperuntukan untuk para remaja. Dalam hal ini, remaja yang dimaksud
adalah remaja yang berusia dan berada pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Hasil ini menujukan kesesuaian antara jawaban para responden dengan
dasar teori mengenai teenlit. Teenlit merupakan bacaan yang identik
remaja karena pada dasarnya memang cerita yang disajikan dalam teenlit adalah
cerita-cerita mengenai kehidupan remaja yang lebih banyak bercerita tentang
percintaan maupun tentang persahabatan yang penuh lika-liku yang bersumber dari
kehidupan para remaja dengan unsur-unsur tambahan yang menimbulakn kesan
menjadikan ceritanya terliah agak sedikit dewasa namun dengan gaya cerita yang
“renyah” dan masih dapat dimengerrti oleh para remaja.
Pertanyaan
nomor dua mengenai parasaan yang muncul dari para responden setelah mereka
membaca teenlit. Jawaban dari
pertanyaan ini meyoritas menjawab senang, sedih, kagum dan juga perasaan
lainnya yang muncul. Secara keseluruhan perasaan yang muncul adalah berdasarkan
cerita yang mereka baca. Jika ceritanya merupakan cerita sedih, maka respon
berupa perasaan yang akan muncul adalah perasaan sedih. Hal ini juga berlaku
pada jenis cerita yang lainnya. Dari hal ini terlihat bahwa, teenlit secara tidak langsung mampu
mempengaruhi perasaan para pembacanya dikarenakan efek dari jenis penceritaan
yang diceritakan dalam teenlit
tersebut. Jika dilihat korelasinya dengan pernyataan pada bagian angket, dapat
diketahui pula selain dipengaruhi oleh isi dan sifat ceritanya, respon perasaan
yang muncul setelah membaca teenlit dipengaruhi juga oleh individu pembaca
teenlit.
Pertanyaan
nomor tiga adalah pertanyaan mengenai tanggapan para responden tentang pengaruh teenlit dengan merubah sifat dan
perilaku yang seharusnya pada masa-masa remaja. Dari hasil pertanyaan ini
terdapat beberapa jawaban diantaranya jawaban yang setuju atau beranggapan ya,
jawaban yang menyatakan tidak setuju atau tidak dan jawaban mungkin. Dari keseluruhan
jawaban yang diberikan, terdapat satu kesamaan yaitu tentang perbedaan pribadi
tiap individu pembaca teenlit. Dari
hasil ini, pengaruh teenlit dalam
perubahan sikap dan prilaku pembacanya lebih didasarkan pada pembaca yang
membaca teenlit itu sendiri. Jika
pembaca teenlit memiliki pribadi yang
mudah mengikuti sesuatu, kurang mampu dalam mengambil nilai-nilai dan melakukan
penyaringan maka seseorang itu akan lebih mudah terpengaruh oleh teenlit.
Dalam dasar teori dijelaskan bahwa sikap para remaja yang
masih labil dan mudah mengikuti hal-hal yang baru yang mereka temui, sehingga
remaja lebih rawan terpengaruh bacaan teenlit
dalam perkembangannya. Namun tidak semua remaja mudah terpengaruh, pada usia
diatas 17 tahun, perubahan sikap remaja yang masih sangat labil menjadi sedikit
lebih stabil dan lebih dapat mampu mengatasin pengaruh teenlit. Selain itu ada juga tipe pribadi remaja yang lebih stabil
sehingga tidak mudah terpengaruh.
Pertanyaan keempat adalah mengenai apakah pengaruh teenlit ini akan membawa dampak negatif.
Dari hasil yang didapat mayoritas jawaban menyatakan pengaruh teenlit akan membawakan dampak negatif.
Dari contoh-contoh yang diberikan terlihat bahwa dampak neghatif yang muncul
berupa sikap-sikap yang ditunjukkan oleh para remaja yang bersikap terlalu
diluar batas remaja sehingga terlihat lebih dewasa dari seharusnya. Ini
disebabkan dari segi penceritaan teenlit
yang terkadang memasukkan unsur-unsur cerita yang lebih dewasa pada cerita yang
ditujukan bagi para remaja, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi
pembacanya dimana para pembacanyapun masih dalam keadaan psikologis yang belum
stabil. Namun dalam penelitian ini, tidak ditemukan responden yang menunjukkan
gejala terpengaruh teenlit secara
berlebihan seperti yang dicontohkan oleh para responden.
Pertanyaan
selanjutnya adalah mengenai solusi dari para responden mengenai dampak yang
mungkin terjadi dari teenlit. Solusi
yang diberikan dari para responden mayoritas adalah mengenai pengaturan diri
sendiri sebagai para pembaca teenlit.
Selain itu pemilihan bacaan yang sesuai juga berpengaruh agar terhindar dari
sisi negatif dalam penceritaan teenlit.
4.3 Uji Hipotesis
pada penelitian ini,
terdapat tiga hipotesis awal yaitu:
1. Bacaan teenlit banyak
disukai oleh para remaja karena sifat ceritanya yang membutuhkan daya khayal
dan juga ceritanya dibuat dengan kesan berlebihan sehingga lebih menarik untuk
dibaca. Selain itu yang membuat remaja semakin tertarik adalah penggunaan
tokoh-tokoh yang diceritakan sedemikian rupa.
2. Bacaan teenlit dapat
mempengaruhi perkembangan psikologis karena banyak ceritanya yang mengandung
unsur-unsur kehidupan yang lebih dewasa dibanding dengan kehidupan remaja yang
sebenarnya.
3. Dampak yang lebih banyak
timbul adalah dampak negatif karena dari sifatnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan psikologis para remaja, dapat membuat remaja berprilaku lebih
dewasa dari usia yang seharusnya.
Dari penelitian dan
data-data hasil penelitian yang didapatkan, dinyatakan bahwa
·
Hipotesis 1 tentang
minat remaja terhadap teenlit BERHASIL.
·
Hipotesis 2 tentang bacaan teenlit dapat mempengaruhi
perkembangan psikologis remaja TIDAK BERHASIL.
·
Hipotesis 3 tentang
dampak negatif yang lebih banyak timbul TIDAK
BERHASIL
#hak cipta oleh:
Kevin Septiawan
Rika Aprilia
Elsa Pohhiby Wulandari
Stephanus Sutrisno Putra
SMA Eka Wijaya 2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar